Wahhh akhirnya, guys film karya
pidi baiq yang ketiga ini akhirnya tayang. Menurut gue, sebelum nonton film ini
kita ngga perlu berekspektasi berlebihan, karena ngga banyak yang special
dan terlihat baru di film ini. Film ini benar-benar full cerita isi hati dari
Dilan yang sebenarnya, bagaimana Dilan menahan kecewa dan berbohong kepada
Milea agar Milea juga tidak merasa sedih.
Film ini menceritakan perjalanan
kisah cinta antara Milea dan Dilan yang harus berakhir hanya karena sebuah
kesalah pahaman. Buat kalian yang sudah pernah nonton Dilan 1990 – 1991 pasti
akan merasa bosan dan merasa sudah cukup dengan semua drama antara Dilan dan
Milea.
Benar-benar “Suara dari Dilan”, film
ini berisi adegan-adegan dari film Dilan 1990 – 1991 yang kemudian di ceritakan
dengan detail melalui suara Iqbaal Ramadhan, bagaimana mereka akhirnya
berpacaran hingga putus. Film ini seakan-akan mengajak para penonton nya untuk
turut rindu dengan keromantisan Dilan dan Milea.
Hanya saja, film ini menceritakan
sisi lain dari sosok Dilan yang terlihat cool dan romantis di depan Milea.
Dilan di gambarkan sangat rapuh, sedih dan kecewa dengan keputusan Milea yang
selalu membenci apa yang Dilan lakukan dengan gang motornya. Ini menurut
gue karena Dilan nggak pernah marah sama Milea, jadi Milea bisa bersikap seenaknya
ke Dilan. Hari ini bilang putus, eh besok bilang rindu, besoknya lagi bilang “Dilan,
kok kamu berubah?” please
Milea, intorpkesi diri hahaha :’)
Dibalik sosok sangarnya Dilan
sebagai panglima tempur, ternyata ia sangat mencintai Milea dan akan selalu
membela Milea. Dilan selalu merindukan Milea dan berharap Milea ada
disampingnya selalu saat Dilan sedih dan membutuhkan dukungan. Ketika sahabatnya
meninggal, Dilan benar-benar terpukul dan membutuhkan teman berbicara, tetapi
Milea lebih memilih untuk tetap Bersama teman-temannya.
Di beberapa tahun kedepan, film
ini menceritakan meninggalnya Ayah Dilan karena sakit. Saat sedang sakaratul
maut, Ayah Dilan sempat-sempatnya meminta Dilan untuk mengajak Milea bertemu
dengan Ayah. Tak cukup waktu, Ayah sudah tiada tepat di pangkuan Dilan.
Semua berubah ketika Dilan harus
berbohong kepada Milea dengan bilang kalau Dilan telah memiliki pacar baru,
tidak ada kejelasan apapun, mereka akhirnya menjalani hidup masing-masing dan
berpisah hingga kuliah. Perpisahan ini menjadi sebuah penyesalan masing-masing
tokoh utama, permasalahan yang mengutamakan gengsi saat remaja dulu. Milea yang
di kabarkan telah bertunangan ini, tetap membuat Dilan terpesona.
Sebenernya nggak banyak yang bisa
di review dari film ini guys. Karena, tidak banyak perkembangan yang terjadi
dalam film ini, film ini hanya sebuah pelengkap yang lebih detail dari setiap
scene yang sudah ada di film Dilan 1990 – 1991. Endingnya juga cukup membuat
kecewa, guys. Dilan masih terus mencoba untuk melupakan Milea dan berhenti merindukannya, hingga film ini di tutup
dengan “InsyaAllah, nanti ketemu lagi”
Film berdurasi 102 menit ini gue
rasa tidak terlalu memakan banyak waktu untuk syuting, karena dominan
menggunakan scene yang sudah ada di film Dilan 1990 – 1991. Film ini di
rekomendasi untuk di tonton usia 13 tahun keatas. Yaa umur-umur habis lulus SMP
ya guys.
Gue cukup merekomendasikan film
ini untuk kalian yang butuh penjelasan dan rindu dengan sosok Dilan. Film ini
sudah tayang di bioskop per 13 Februari ya guys, di hari pertamanya film produk
Falcon Pictures ini telah mendapatakn 400 ribu penonton! Waahh keren ya, besar
banget antusias penonton Indonesia!
Kalau kalian tertarik untuk
menontonnya, cus pesen tiketnya ya guys!